Rez

Off for a while!

100%

Put your email here if you want:

Comeback Later....
Copyright © Rez

Jomblo Theory




Jomblo, sebuah kata sederhana yang terdiri dari 6 huruf, tapi memiliki makna mendalam. Makna mendalam yang ditakuti oleh sebagian besar pemuda-pemudi masa kini. Berbagai cara ditempuh untuk menghindari "status memalukan" ini. Cara paling mudah (dan murah) mencari pasangan dewasa ini adalah melalui social network seperti FB atau Twitter. Meski begitu, tak sedikit pula yang "betah" dengan status jomblo.

Kata Seurius, "Sendiri itu Indah". Tapi menurut Acha-Irwansyah, "Berdua Lebih Baik". Sedangkan BKKBN, juga punya pendapat lain, yaitu "Dua Anak Cukup" (gak nyambung..). Well, intinya adalah, tiap orang punya pilihan masing-masing. Apapun yang kalian pilih, yaah.. itulah yang akan kalian jalani. Bertanggung jawablah atas pilihan kalian tersebut.

Buat gue, jomblo itu pilihan. Tentu ada alasan mengapa gue memilih bertahan sebagai jomblo seperti sekarang. Tapi sebelum gue mengemukakan alasan gue, gue mau menjabarkan dulu tipe-tipe jomblo menurut teori gue, dari kasta tertinggi, sampai kasta terendah. Dan karena gue lahir dan besar sebagai laki-laki (Alhamdulillah, sampai sekarang masih), yang gue kemukakan disini, adalah dari sudut pandang seorang cowok. So, here we go :


1 . Jomblo Most Wanted / High Quality Jomblo

Kasta jomblo tertinggi. Cowok jomblo di kasta ini umumnya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki cowok pada umumnya. Berparas super ganteng, atau sangat cerdas, sangat tajir, jago olahraga, berstatus selebritis terkenal, eksekutif muda, atau keunggulan lainnya, yang membuat banyak cewek tergila-gila. Selain itu, yang semakin membuat istimewa, populasi para pria di level ini adalah “langka”. Penawaran terbatas, permintaan banyak. Nilai pun melambung tinggi. Ya, mereka jomblo, tapi diburu banyak wanita.


Lalu mengapa mereka memilih tetap jomblo? Biasanya alasan mereka adalah karena mereka masih menanti apa yang disebut "the one and only". Kriteria yang diinginkan cowok di kasta ini sangat tinggi. Ya, a good man deserve a good girl. Kalau tidak sesuai dengan hasratnya, dia lebih memilih stay jomblo. Keren. Semua laki-laki pasti punya cita-cita menjadi incaran wanita seperti ini. But, i have to say sorry for you, guys. Unless you have the criteria i’ve mentioned above, you’re not deserved to be in this class.What a pity you are. :p


2. Jomblo Prinsip

Cowok di kasta ini tidak dikejar kejar cewek seperti "kakak kelasnya". Cowok di kasta ini tidak memiliki tampang super ganteng, harta super melimpah, maupun berstatus selebriti. Mereka, rata-rata, adalah cowok dengan kategori “intermediate”. Tampang lumayan, harta lumayan, pekerjaan lumayan, dan lain sebagainya serba lumayan. Itu artinya, mereka gak bakal mendapat pasangan kalau mereka gak berusaha. Tapi mereka tidak bisa dibilang “gak laku”, karena pada dasarnya, tidak dalam kondisi ingin mencari pasangan.


Cowok di kasta ini memilih tetap jomblo karena punya alasan tertentu. Semacam sebuah prinsip. Alasannya macam-macam. Misalnya, mengenai kesempatan. Kesempatan untuk lebih banyak bersama keluarga maupun teman. Lainnya, seperti ingin fokus dulu kuliah, ingin fokus mengejar karier dulu, masih ingin bebas, atau ada juga yang karena masih dalam masa “menunggu” seseorang. Bahkan ada juga yang mungkin tersakiti di masa lalu, dan mengalami trauma berkepanjangan soal cinta, sehingga takut untuk jatuh cinta lagi. Menurut gue, alasan yang terakhir ini menyedihkan. Payah.

Jadi, jangan sekali-kali meremehkan jomblo tipe ini. Kalau mereka mau, mereka akan “keluar mencari mangsa”, karena pada dasarnya, mereka mampu. Mengenai kapan itu, hanya mereka yang tahu. Diam disegani, bergerak mematikan. Keren. 

3. Jomblo Hidung Belang

Mungkin istilah ini agak membingungkan. Selama ini, hidung belang biasanya disematkan kepada pria yang suka maen cewek, playboy, hobi selingkuh, tidak setia, biadab. Ya, tapi itu namanya pria hidung belang, atau cowok hidung belang. Sedangkan Jomblo hidung belang, menurut teori gue, dapat didefinisikan sebagai seorang jomblo yang berhasrat mencari pasangan, dengan teknik sedikit brutal dan membabi buta. Mereka memantau ke segala arah, menebar jala, mendapat target, kemudian mulai mendekati, dan apabila gagal, ganti target lain, dan begitu seterusnya. Nothing to lose. Brutal dan membabi buta.


Karena mereka melakukan usaha dengan banyak target, itulah mengapa mereka disebut hidung belang, tapi karena belum ada cewek yang mau, mereka tetap jomblo. Jadilah mereka menyandang gelar Jomblo Hidung Belang. Hidung Belang, tapi masih juga jomblo. Sedikit menyedihkan. Tapi, menurut gue, jomblo kasta ini tidak terlalu hina. Ya, meskipun mereka kurang ganteng, kurang pinter, kurang macho, kurang kasih sayang, maupun kurang ajar, tapi tetap tak pernah putus asa, selalu menebar jala ke segala arah.

Kata orang bijak, hidup itu bukan tentang hasil, tapi proses. Kalimat bijak inilah yang selalu dipegang teguh oleh para jomblo hidung belang. Sangat inspiratif. Maju terus pantang mundur!! Pantang pulang sebelum padam!! 

4. Jomblo Pasrah

Meratapi Nasib

Inilah kasta jomblo paling hina. Mereka bukan cuma kurang ganteng, kurang pinter, kurang mujur, maupun kurang ajar, tapi juga kurang usaha. Tidak seperti jomblo prinsip, Jomblo di kasta ini sebenarnya sudah bosan jomblo dan ingin punya pasangan. Tapi karena terus menerus gagal, mereka cepat putus asa, kemudian menyerah dan pasrah. Kebanyakan cowok jomblo di kasta ini sebelumnya adalah jomblo hidung belang. Tapi karena terus mengalami rentetan kegagalan demi kegagalan dalam usaha mendapatkan belahan jiwanya, mereka akhirnya menyerah dan terpaksa turun kasta ke kasta paling hina ini. Hanya pasrah, tanpa usaha. Menyedihkan. Payah. Pecundang.

===::===

Jadi itulah tipe-tipe jomblo menurut teori gue. Lalu bagaimana dangan gue? Well, gue gak punya tampang super ganteng dan berstatus selebritis macam Brad Pitt atau David Beckham. Gue juga gak pinter maksimal macam B.J.Habibie atau Einstein. Gue juga bukan cowok super tajir macam Aldi Bakrie, ataupun Bakrie-Bakrie yang lain. Oleh karena itu, secara sadar dan tanpa paksaan gue akui gue gak mungkin mencapai kasta tertinggi, jomblo most wanted.

Meskipun ayah temen gue pernah bilang bahwa “Hal yang tidak mungkin dilakukan dalam hidup kita hanya satu, yaitu makan kepala sendiri. Selebihnya tak ada yang tak mungkin.” Kalimat bijak yang sangat super. Tapi terkadang dalam hidup, kita harus realistis. Karena gue gak layak untuk masuk zona Jomblo most wanted, itu artinya gue termasuk di kasta jomblo prinsip.

Akan gue ungkapkan alasannya. Alasan yang utama adalah soal kesempatan. Kesempatan untuk bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga, kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan teman-teman gue, dan juga kesempatan untuk bisa melakukan hal-hal baru. Ya, sebagai seorang jomblo, gue lebih punya banyak waktu untuk melakukan itu semua. Yang mana, kalo gue gak jomblo, belum tentu gue punya cukup waktu. Tulisan-tulisan di blog ini pun gue cukup yakin tak akan pernah ada kalau gue gak berstatus jomblo. We only young once. Itulah mengapa saat ini gue masih ingin punya "kebebasan" untuk melakukan banyak hal, yang belum pernah gue lakukan sebelumnya.

Sampai kapan? Entahlah. Mungkin sampai suatu saat dimana gue dipertemukan dengan "the one and only". Sampai saat itu datang, gue akan tetap berstatus jomblo, dan masih tetap bisa tersenyum dan tertawa. Bahagia.
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment